Sabtu, 14 Juli 2012

Kebenaran Batin

Kebenaran Batin
Mazmur 51 :  1 - 21
Mazmur 51 : 8
 Sesungguhnya Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku
Alkisah, ada seorang pengusaha kaya raya yang sangat mencintai anak laki-laki semata wayangnya. Setelah kematian istrinya,  anak laki-lakinya adalah segalanya , harta terpenting yang dimiliki. Sebelum meninggal istrinya berpesan agar ia menjaga baik-baik putra mereka. Suatu ketika si pengusaha kaya ini melakukan tugas bisnis ke luar kota untuk beberapa hari. Rumahnya dirampok dan dibakar, para penduduk yang mencoba mencegah perampokan itupun dihabisi. Hati pengusaha itu sangat hancur, ia merasa sangat bersalah pada istrinya karena tak mampu menjaga anak semata wayang mereka. Dan di dalam rumah tersebut ia menemukan seonggok abu dan mainan kesukaan anaknya. Pengusaha itu menyakini anaknya telah ikut terbakar dalam rumanhnya dan menjadi abu. Kemanapun ia pergi selalu dibawanya abu itu.

Tahun berlalu, anak itu pulang setelah berhasil meloloskan diri dari para penculiknya untuk kembali ke rumah bapaknya. Tapi apa yang terjadi, saat ia mengetuk pintu, sang bapak tak mau membukakan pintu. Ia tak yakin kalau orang itu anaknya. Berkali-kali anaknya mengetuk pintu sambil berteriak : ”Bapak buka pintu. Ini aku anakmu sudah pulang.”. Selalu saja bapak itu menjawabnya: ”Pergi, kau hanya anak nakal yang suka mengangguku. Pergilah dan jangan mengaku-aku sebagai anakku karena anakku sudah menjadi abu.” Akhirnya anak itu putus asa dan pergi meninggalkan rumah bapaknya untuk selamanya.

Apa yang seringkali kita anggap sebagai sebuah kebenaran seringkali bukalah kebenaran! Apa yang ada dalam hatimu saat ini, tentang hidupmu, tentang rumah tanggamu, tentang penderitaan yang sedang engkau alami, atau tentang pendapat saudara terhadap orang lain yang saudara anggap sebagai suatu kebenaran, mungkin bukanlah kebenaran yang sesungguhnya. Berhati-hatilah dalam memegang sebuah keyakinan dalam hati yang belum pasti, sebab sesuatu yang tidak benar ketika dianggap sebagai kebenaran dapat melemahkan harapan, cita-cita bahkan membunuh iman saudara. Jangan terburu-buru meyakini sesuatu yang anda dengar, yang anda lihat, dan yang anda alami. Mintalah Tuhan Yesus untuk menerangi hatimu dengan kebenaranNya, Dialah kebenaran sejati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar